Jumat, 23 Desember 2011

Technical Meeting RUNNERS

Mau tahu apa itu RUNNERS ?
Mau tahu perlengkapan apa saja yang harus kamu bawa saat acara?
Mau tahu istimewanya RUNNERS seperti apa?
Mau tahu apa yang kamu mau tahu tentang RUNNERS ?
dan Mengapa kamu harus ikut acara ini?

Temukan jawabannya dalam acara Techincal Meeting RUNNERS. Sabtu, 24 Desember 2011 pukul 09.00 WIB di Masjid Al-Ishlah SMK N 26 Jakarta 

Ada apa saja nanti?
Ya jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas.

Come join us !

RUNNERS (Reach UNity for the Next gEnerations of RohiS)


Mau liburan akhir tahun yang seru, murah, dan bermanfaat?
Bosen denger kata macet lagi macet lagi di jakarta?
Mau yang seger-seger?

Kami hadir di sini..
RUNNERS "Siap Berlari Mendekati Illahi Rabbi"

Rasakan kedahsyatannya!!!

Senin, 24 Oktober 2011

Mengapa jika minum dianjurkan duduk ?

Assalamu'alaikum :)
Alhamdulillah, kali ini Rohis26 ingin posting tentang kenapa si kita kalau minum itu dianjurkan untuk duduk? kenapa ngga diri aja? apa karena ngga tau diri jadi duduk? hehe.. insya Allah nda ya :D
Yowiss.. cekidot gan :

Saya yakin, diantara sobat-sobat sekalian pasti setiap hari minum. (yaiyalah masa yaiyadund)
Fakta membuktikan bahwa tanpa makan dalam 5hari kita masih bisa bertahan hidup. Tetapi kita bisa mati karena dehidrasi jika kita tidak minum dalam waktu 3hari. Itu membuktikan bahwa pentingnya air bagi kehidupan.
Nah sekarang, bagaimana nih cara kita minum ?
Apakah gitu aja, sembarang up to me ?
Ya ndalah  ya..



Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا يَشْرَبَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ قَائِمًا فَمَنْ نَسِيَ فَلْيَسْتَقِئْ
“Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian minum sambil berdiri. Apabila dia lupa maka hendaknya dia muntahkan.” (HR. Muslim no. 2026)

dilain kesempatan Sahabat Anas juga meriwayatkan


Dari Anas radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
أَنَّهُ نَهَى أَنْ يَشْرَبَ الرَّجُلُ قَائِمًا
“Bahawa beliau melarang seseorang minum sambil berdiri.” (HR. Muslim no. 2024)

Itu membuktikan bahwa ketika kita minum itu dianjurkan untuk duduk, tidak berdiri, apalagi sambil jalan atau lari-larian, duh parah deh. Kita kan manusia, punya akal pikiran serta hati, masa ia mau disamain sama Mbeekk (baca: Kambing) yang minum sambil diri. Plis deh, kita jauh banget derajatnya dari yang satu itu tuh.


Ohya, dilain kesempatan Ahli Akupuntur juga berpendapat bahwa jika kita minum sambil duduk berarti telah menjaga kesehatan kita. Karena air minum yang masuk dengan cara minum sambil duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Ini tertutup hanya jika kita dalam posisi duduk. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada pos-pos penyaringan yang berada di ginjal. Nah Jika kita minum berdiri, air yang kita minum tanpa disaring lagi langsung menuju kandung kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan disaluran ureter karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter. Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal, salah satu penyakit ginjal yang berbahaya. Susah buang air kecil itu penyebabnya.

Jadi kalo bisa sobat-sobat sekalian yang budiman minumnya sambil duduk. Ngapain berdiri.. Bukan mbekk kan? nda juga bisulan kan? atw gak juga nda punya bangku kan..? :)
Memang ada hadits yng menyatakan juga Rasulullah minum smbil berdiri.. Tapi yg pling banyak dan yg utama itu di usahakan duduk. Pake tangan kanan juga ya, jangan terburu2 dan pastinya nda lupa baca Bismillah.....
Selamat minum yah :)

Selasa, 04 Oktober 2011

Waktu-waktu Doa yang sangat mustajab


Oleh
Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih
Allah memberikan setiap waktu dengan keutamaan dan kemuliaan yang berbeza-beza, di antaranya ada waktu-waktu tertentu yang sangat baik untuk berdoa, akan tetapi kebanyakan orang mensia-siakan kesempatan yang baik tersebut. Mereka menyangka bahawa seluruh waktu memiliki nilai yang sama dan tidak berbeza. Setiap muslim seharusnya memanfaatkan waktu-waktu yang utama dan mulia untuk berdoa agar mendapatkan kejayaan, keuntungan, kemenangan dan keselamatan. Adapun waktu-waktu mustajaba tersebut antara lain ialah


(1). Sepertiga Akhir Malam
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahawasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda.

“Artinya : Sesungguhnya Rabb kami yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia hingga berbaki sepertiga akhir malam, lalu berfirman ; barangsiapa yang berdoa, maka Aku akan kabulkan, barangsiapa yang memohon, pasti Aku akan perkenankan dan barangsiapa yang meminta ampun, pasti Aku akan mengampuninya” . - (Shahih Al-Bukhari, kitab Da’awaat bab Doa Nisfullail 7/149-150)

(2). Tatkala Berbuka Puasa Bagi Orang Yang Berpuasa
Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘anhu bahawa dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa ketika saat berbuka ada doa yang tidak ditolak”. – (Sunan Ibnu Majah, bab Fis Siyam La Turaddu Da’watuhu 1/321 No. 1775. Hakim dalam kitab Mustadrak 1/422. Dishahihkan sanadnya oleh Bushairi dalam Misbahuz Zujaj 2/17)

(3). Setiap Selepas Shalat Fardhu
Dari Abu Umamah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang doa yang paling didengari oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, baginda Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab.
“Artinya : Di pertengahan malam yang akhir dan setiap selesai shalat fardhu”. - 
(Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’awaat 13/30. Dishahihkan oleh Al-Albani di dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi 3/167-168 No. 2782).

(4). Ketika Saat Perang Berkecamuk
Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
“Artinya : Ada dua doa yang tidak tertolak atau jarang tertolak ; doa ketika saat adzan dan doa ketika perang berkecamuk”. – (Sunan Abu Daud, kitab Jihad 3/21 No. 2540. Sunan Baihaqi, bab Shalat Istisqa’ 3/360. Hakim dalam Mustadrak 1/189. Dishahihkan Imam Nawawi dalam Al-Adzkaar hal. 341. Dan Al-Albani dalam Ta’liq Alal Misykat 1/212 No. 672).
(5). Sesaat ketika Hari Jum’at
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahawa Abul Qasim Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya pada hari Jum’at ada satu saat yang tidaklah bertepatan
seorang hamba muslim shalat dan memohon sesuatu kebaikan kepada Allah melainkan akan diberikan padanya, beliau berisyarat dengan tangannya akan sedikitnya waktu tersebut”. – (Shahih Al-Bukhari, kitab Da’awaat 7/166. Shahih Muslim, kitab Jumuah 3/5-6)
Waktu yang sesaat itu tidak boleh diketahui secara tepat dan masing-masing riwayat menyebutkan waktu tersebut secara berbeza-beza, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Ibnu Hajar di dalam Fathul Bari 11/203.
Dan kemungkinan besar waktu tersebut berada ketika saat imam atau khatib naik ke mimbar sehingga selesai shalat Jum’at atau sehingga selesai waktu shalat ashar bagi orang yang menunggu shalat maghrib.

(6). Ketika Waktu Bangun Tidur Pada Malam Hari Bagi Orang Yang Sebelum Tidur Dalam Keadaan Suci dan Berdzikir Kepada Allah
Dari ‘Amr bin ‘Anbasah Radhiyallahu ‘anhu bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda.
“Artinya :Tidaklah seorang hamba tidur dalam keadaan suci lalu terbangun pada malam hari kemudian memohon sesuatu tentang urusan dunia atau akhirat melainkan Allah akan mengabulkannya” . (Sunan Ibnu Majah, bab Doa 2/352 No. 3924. Dishahihkan oleh Al-Mundziri 1/371 No. 595)
Terbangun tanpa sengaja pada malam hari. (An-Nihayah fi Gharibil Hadits 1/190)
Yang dimaksudkan dengan “ta’ara minal lail” terbangun dari tidur pada malam hari.

(7). Doa Di antara Adzan dan Iqamah
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda.
“Artinya : Doa tidak akan ditolak di antara adzan dan iqamah”. – (Sunan Abu Daud, kitab Shalat 1/144 No. 521. Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’waat 13/87. Sunan Al-Baihaqi, kitab Shalat 1/410. Dishahihkan oleh Al-Albani, kitab Tamamul Minnah hal. 139)

(8). Doa Ketika Waktu Sujud di Dalam Shalat
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Adapun pada waktu sujud, maka bersungguh-sungguhl ah berdoa keraan saat itu sangat tepat untuk dikabulkan”. – (Shahih Muslim, kitab Shalat bab Nahi An Qiratul Qur’an fi Ruku’ wa Sujud 2/48)
Yang dimaksudkan adalah sangat tepat dan layak untuk dikabulkan doa kamu.

(9). Ketika Saat Sedang Hujan
Dari Sahl bin a’ad Radhiyallahu ‘anhu bahawasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda.
“Artinya : Dua doa yang tidak pernah ditolak ; doa ketika waktu adzan dan doa ketika waktu hujan”. (Mustadrak Hakim dan dishahihkan oleh Adz-Dzahabi 2/113-114. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ No. 3078).
Imam An-Nawawi berkata bahawa penyebab doa pada waktu hujan tidak ditolak atau jarang ditolak ialah kerana pada saat itu sedang turun rahmat khususnya curahan hujan pertama di awal musim. (Fathul Qadir 3/340).

(10). Ketika Saat Ajal Tiba
Dari Ummu Salamah bahawa Rasulullah ‘alaihi wasallam mendatangi rumah Abu Salamah (pada hari wafatnya), dan beliau mendapati kedua mata Abu Salamah terbuka lalu beliau ‘alaihi wasallam memejamkannya kemudian bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya tatkala ruh dicabut, maka pandangan mata akan
mengikutinya’ . Semua keluarga histeria. Baginda ‘alaihi wasallam bersabda : ‘Janganlah kalian berdoa untuk diri kalian kecuali kebaikan, kerana para malaikat mengamini apa yang kamu ucapkan”. – (Shahih Muslim, kitab Janaiz 3/38)

(11). Ketika Lailatul Qadar
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sehingga terbit fajar”. – (Al-Qadr : 3-5)
Imam As-Syaukani berkata bahawa kemuliaan Lailatul Qadar mengharuskan doa setiap orang pasti dikabulkan. (Tuhfatud Dzakirin hal. 56)

(12). Doa Ketika Hari Arafah
Dari ‘Amr bin Syu’aib Radhiyallahu ‘anhu dari bapaknya dari datuknya bahawasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Sebaik-baik doa adalah pada hari Arafah”. – (Sunan At-Tirmidzi, bab
Jamiud Da’waat 13/83. Dihasankan oleh Al-Albani dalam Ta’liq alal Misykat 2/797 No. 2598)

Jumat, 23 September 2011

ADAB MEMBACA AL-QUR'AN

AL-QUR’AN berisi firman-firman ALLAH AZZA WAJALLA.  ALLAH SWT menurunkan AL-QUR’AN kepada Nabi akhir zaman, yaitu Nabi Muhammad SAW dan sebagai mukjizat yang terbesar dan karunia yang terbesar pula melalui Malaikat Jibril a.s.
Dalam hadist Nabi SAW :
                “AL-QUR’AN yang dikumpulkan pada masa Sayyidina Ustman bin Affan RA. Dahulu tidak terdapat titik dan tanda-tanda bacanya seperti fathah,domah,dan kasroh dan tidak ada I’robnya. Dan sebab mereka meninggalkannya karena pada masa itu para sahabat Nabi masih banyak yang menghafal Al-Qur’an. Maka ketika agama Islam meluas ke daerah-daerah bukan Arab maka terjadi kesulitan diantara mereka dalam membaca Al-Qur’an sedangkan pada masa itu belum ada ilmu Nahwu, maka orang yang pertama kali menciptakan ilmu Nahwu dan menjadikan I’rob adalah Abul Aswad ad-duali dan orang yang pertama kali menciptakan tanda baca fathah, sukun ,kasroh, dan mad-mad adalah Kholil bin Ahmad Al-Farohidi”
Dalam membaca dan membawa dan menyentuh Al-Qur’an itu ada Adab-adab nya, yaitu :
1.       1. Jangan menyentuh Al-Qur’an kecuali telah berwudhu.
Jadi , bersucilah pada saat menyentuh dan membacanya, karena kita ingin membawa dan membaca firman-firman atau perkataan-perkataan ALLAH SWT yang sangat indah.                                                                
K    2.ketika akan mengambilnya dan membawanya  gunakan tangan kanan lalu letakkan Al-Qur’an itu didadanya dan diletakkan di bawah/ ditanah.
Peluklah Al-Qur’an itu dan jangan di pegang di samping pinggang seperti membawa buku pelajaran.
3.       3.Ketika membacanya maka posisi Al-Qur’an itu berada lebih tinggi dari lutut.
Jangan sekali-kali mebaca Al-Qur’an itu posisinya di tempatkan dibawah/ditanah, dan posisi Al-Qur’an yang baik berada diatas atau menggunakan lekar atau meja kecil.
4.       4.Bacalah dengan Khusyuk dan tenang dan tidak terburu-buru dan menghadap kiblat.
Pada saat membacanya menghadaplah ke kiblat  seperti orang shalat dan tidak terburu-buru membacanya.
5.       5.Jangan membalik lembarannya kecuali dengan tangan kanan.
Pada saat membalik lembaran Al-Qur’an gunakanlah baiknya dengan tangan kanan.
6.       6.Jangan menyelingi bacaan Al-Qur’an dengan yang lain karena dapat menambah hurufnya.
Inilah yang sulit untuk dipahami.

Begini, pada saat kita membaca Al-Qur’an, ada teman kita memanggil kita atau diajak ngodrol sama dia. Mendingan kita selesaikan sekarang dan melanjutkannya nanti lagi. Atau pada saat kita membaca “dzalikal...”  ada teman kita memanggil, lalu kita jawab. Nah jawaban itulah yang dapat menambahkan hurufnya sekalipu dalam bahasa Arab. Karena bahasa arab itu jika kita memanjangkan satu huruf saja tetapi huruf itu seharus dibaca pendek, artinya sudah berbeda.
Mm, kita balik ke topik lagi, jika kita sudah terlanjur menjawabnya, dan apabila ingin meneruskan membaca Al-Qur’an lagi, sebaiknya kita membaca basmalah “bismillahhirrohmannirrohim”  lagi.

Dan terakhir, ciumlah Al-Qur’an itu dengan penuh kasih sayang dan berdoalah kepada Allah SWT karena doa-doa yang dikabulkan adalah pada saat berbuat kebaikan seperti membaca Al-Qur’an.

Minggu, 18 September 2011

Taqwa


Apa ada yang mengerti tentang TAQWA, kita sering mendengar kata TAQWA pada saat khutbah jum'at. mengapa selalu di sebut terus - menerus?
ALLAH SWT telah berfirman dalam kitab suci Al-Qur'an :
   "Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya DIA akan memberikan kepadamu furqaanan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni (dosa-dosa)mu.dan Allah mempunyai karunia yang besar"  (Qs.Al-Anfal : 29)
1. Pengertian ( TAQWA)
Taqwa menurut bahasa adalah bersih, suci.
sedangkan menurut istilah, Taqwa adalah
  • menjauhkan diri dari segala sesuatu yang dapat menjauhkan dirinya dari Allah
  • tidak melihat dirimu lebih baik dari orang lain ( Imam Aj-jurjani dalam Kitab At-Ta'rifat)
Ciri-ciri orang bertaqwa, diantaranya yaitu :
  1. beriman kepada Allah
  2. mengerjakan shalat lima waktu
  3. membayar zakat
  4. puasa dibulan Ramadhan
  5. Beriman kepada yang Ghaib
  6. Bisa membaca Al-Quran dan memahami kandungannya
  7. mengerjakan hal-hal yang disunnahkan dan hal-hal yang dianggap baik oleh agama
  8. selalu ingat kepada Allah
  9. Tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh syari'at
  10. sabar, ikhlas, taat,qona'ah dan yang lainnya.
Program untuk menigkatkan ketaqwaan:
  1. Beriman kepada Allah (Mendekatkan diri kepada-Nya, mempelajari hal-hal yang dapat mendekatkan diri kepada-Nya)
  2. Shalat (shalat khusyu', shalat tepat waktu, berjama'ah)
  3. Membaca Al-quran (membaca Al-quran sesudah shalat sambil memehami sedikit demi sedikit maknanya dan mampu membacanya dengan baik)
  4. Berusaha untuk selalu Ingat kepada ALlah (Berdzikir sesudah shalat, berusaha untuk selalu berbuat baik dan berisrigfar)
  5. Mengerjakan hal-hal yang sunnah (shalat sunnah Rowatib, shalat dhuha, shalat witir dan beramal dimasjid maupun dimana saja)

2. Pengerian (KEPRIBADIAN)
Kepribadian adalah organisasi yang dinamis dalam individu yang mencakup sistem psikofisis yang menentukan penyesuaian diri yang unik terhadap lingkungannya ( Allport )

Cara mencapai kematangan keprbadian:
  1. Mengenal fisik
  2. Mengenal kepribadian
  3. Mengenal bakat (buku Character buiding guru PAI)
Program meningkatkan kematangan kepribadian:
  1. Makan (menjaga kesehatan) - sarapan pagi, makan siang dan makan malam, makan makanan yang bergizi dan makan tepa waktu.
  2. Mengenal Bakat (olahraga dan mendengarkan musik )
  3. Beraktifitas (kuliah, membaca buku, mengaji dengan Guru)
  4. Berakhlak Mulia (jujur, melaksanakan tugas, bertanggung jawab dan bertindak sesua aturan)
  5. Bergaul ( Meningkatkan hubungan baik dengan Orang tua, teman dan masyarakat, dan bersilaturrahmi )

3. Pengertian (EMOSI)
Emosi adalah keadaan perasaan yang banyak berpengaruh pada perilaku dan merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam dalam diri individu.


Ciri-ciri seseorang mempunyai kecerdasan emosi:
  1. Kesadaran diri
  2. Pengendalian diri
  3. Motivasi diri
  4. Empati
  5. Ketrampilan sosial
  6. Bertindak sesuai usia
  7. Menghargai orang lain (tenggang rasa)
  8. kontrol diri
Program peningkatan kecerdasa Emosi :
  1. Perkembangan sosial (bermasyarakat, bersosialisasi, bergabung dengan kelompok atau galam kegiatan sosial, peduli/memahami orang lain)
  2. Menghargai orang lan (toleransi, menghargai pendapat orang lain, berbagi dengan orang lain)
  3. Bertindak ( bertindak objektif, tertib aturan)
  4. Akhlak ( sopan santun kepada orang lain dan ramah )
  5. Tidak ghibah, namimah, dan fitnah (husnudzon kepada orang lain, mengurangi, menghentikan atau keluar dari pembicaraan yang mengandung ghibah, namimah maupun fitnah)

4. Pengertian (INTELEKTUAL)
Intelektual adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri kepada pengembangan gagasan orisinil dan terlibat dalam usaha-usaha intelektual kreatif.

Karakteristik seseorang yang memiliki kematangan Intelektual:
  1. Memiliki kemandirian berfikir
  2. Mampu melahirkan gagasan baru
  3. Gemar membaca da menulis
  4. Mampu belajar dari lingkungan
  5. Menghargai orang lain
  6. Belajar secara continue
  7. mengusai teknologi
Program peningkatan kematangan Intelektual:
  1. Belajar dari lingkungan ( menyesuaikan diri dengan lingkungan dan belajar dari pengalaman)
  2. Menghargai orang lain ( menghargai pendapat/gagasan orang lain dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berpendapat)
  3. Menerima kritik (tidak marah dalam diskusi dan tidak marah ketika dikritik )
  4. Belajar ( tidak putus asa dalam belajar dan menguasai gramatikal bahasa Indonesia dan bahasa Asing -bahasa Arab-)
  5. Bisa mengetik ( mampu mengetik dengan microsoft word yang rapidan mampu mendisaign yang power point yang indah)

Jumat, 09 September 2011

selamat lebaran 2011

selamat malam kalian semua, assalamualaikum..
bagaimana kabar antum antunna hari ini.
ohh yaa berhubung seminggu lebih yang lalu lebaran
kami selaku keluarga rohis SMKN 26 mengucapkan SELAMAT IDUL FITRI 1432 H, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN.
maaf yaa, terlambat baru posting sekarang.. soalnya ana baru pulang mudik nihh.. hehe

Ngomong-ngomong soal mudik nih, mudik itu kalo di Indonesia sudah menjadi tradisi. pengalama ana nih (wahh mau curhat) eitss tidak apa apa kan..???
pengalaman ana mudik itu ada senang nya dan ada susahnya.
1. senang nya yaitu ketika kita bertemu dengan sanak saudara yang jauh-jauh,
2. susahnya : kalo kita mau pulang ke kampung, mana bawa barang, kalo naik bis , macet di jalan, kalo naik kereta, macet di dalam keretanya (bukan di luarnya). wahh ribet dehh.
nah  itu pengalamn ana, apa pengalaman anta???

hmm.. kemarin waktu ingin lebaran, seperti nya ada perbedaan di sana sini. ada yang hari selasa dan ada yang hari rabu. kalo itu janganlah di permasalahkan. kita sebagai pelajar yang pintar (amieen) seperti itu janganlah dibesar-besarkan. oke!!

di hari yang fitri. dibulan yang penuh barokah. mudah-mudahan kita semua umatnya Nabi Muhammad SAW mendapatkan ampunan Maghfiroh yang besar. dan mendapatkan gelar kedudukan taqwa yang sebenar-benarnya. Amien

Rabu, 24 Agustus 2011

Ternyata Ka'bah Pusat Bumi




assalamualaikum, masih di Makkah nih.. sekarang kita akan meneliti *(asikk dahh) apakah benar Ka'bah berada di Pusat Bumi ?? dengan mengucapkan بسـم الله الرحمن الرحيـم kita mulai saja...

Makkah Pusat Bumi Prof. Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Makkah adalah pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia.
Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan jarak masing-masing. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.
Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu oleh program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum dengan apa yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan pusat bumi.
Ia menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebagai titik pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah benua-benuanya. Dan pada waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan keliling luar benua-benua tersebut. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Agustus 1978).
Gambar-gambar Satelit, yang muncul kemudian pada tahun 90-an, menekankan hasil yang sama ketika studi-studi lebih lanjut mengarah kepada topografi lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan.
Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini terus menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.
Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda, bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Bagaimanapun, studi ini diterbitkan di dalam banyak majalah sain di Barat.
Allah berfirman di dalam al-Qur’an al-Karim sebagai berikut:
‘Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya..’ (asy-Syura: 7)
Kata ‘Ummul Qura’ berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.
Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal kajian ini. Selain itu, kata ‘ibu’ memberi Makkah keunggulan di atas semua kota lain.
Makkah atau Greenwich
Berdasarkan pertimbangan yang seksama bahwa Makkah berada tengah-tengah bumi sebagaimana yang dikuatkan oleh studi-studi dan gambar-gambar geologi yang dihasilkan satelit, maka benar-benar diyakini bahwa Kota Suci Makkah, bukan Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia. Hal ini akan mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat dekade yang lalu.
Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak melewati Greenwich di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu shalat.
Makkah adalah Pusat dari lapisan-lapisan langit
Ada beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan fakta ini. Allah berfirman, ‘Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.’ (ar-Rahman:33)
Kata aqthar adalah bentuk jamak dari kata ‘qutr’ yang berarti diameter, dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.
Dari ayat ini dan dari beberapa hadits dapat dipahami bahwa diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Makkah berada di tengah-tengah bumi, maka itu berarti bahwa Makkah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.
Selain itu ada hadits yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di Makkah, tempat Ka‘bah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh bumi (maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi)
Nabi bersabda, ‘Wahai orang-orang Makkah, wahai orang-orang Quraisy, sesungguhnya kalian berada di bawah pertengahan langit.’
Thawaf di Sekitar Makkah
Dalam Islam, ketika seseorang thawaf di sekitar Ka’bah, maka ia memulai dari Hajar Aswad, dan gerakannya harus berlawanan dengan arah jarum jam. Hal itu adalah penting mengingat segala sesuatu di alam semesta dari atom hingga galaksi itu bergerak berlawanan dengan arah jarum jam.
Elektron-elektron di dalam atom mengelilingi nukleus secara berlawanan dengan jarum jam. Di dalam tubuh, sitoplasma mengelilingi nukleus suatu sel berlawanan dengan arah jarum jam. Molekul-molekul protein-protein terbentuk dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam. Darah memulai gerakannya dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam.
Di dalam kandungan para ibu, telur mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Sperma ketika mencapai indung telur mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Peredaran darah manusia mulai gerakan berlawanan dengan arah jarum jamnya. Perputaran bumi pada porosnya dan di sekeliling matahari secara berlawanan dengan arah jarum jam.
Perputaran matahari pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam. Matahari dengan semua sistimnya mengelilingi suatu titik tertentu di dalam galaksi berlawanan dengan arah jarum jam. Galaksi juga berputar pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam.

kita jawab Subhanallah, Maha Suci ALLAH SWT yang telah menciptakan langit dan bumi dan seisinya..

Rabu, 17 Agustus 2011

Hajar Aswad, datang dari langit

assalamualikum, akhi, ukhti, saudara, saudari yang di rahmati oleh Allah SWT (kaya lagi proklamasi, hehe). wahai para pemuda pemudi,,, apakah kalian tahu tentang batu Hajar aswad yang berada di sudut Ka'bah itu...??? mari kita simak penjelasan berikut,, teng, teng,, teng,, jangan pada tidur yakk..



Hajar aswad merupakan batu yang dipercaya berasal dari surga. Yang pertama kali meletakkan Hajar Aswad adalah Nabi Ibrahim a.s. Dahulu kala batu ini memancarkan sinar yang sangat terang dan dapat menerangi seluruh jazirah arab. Namun semakin lama sinarnya semakin meredup dan hingga akhirnya batu ini berubah menjadi berwarna hitam. Batu ini memiliki bau yang sangat harum yang tidak ada bandingannya dengan minyak wangi apapun di dunia ini sejak zaman dahulu kala. Dan pada saat ini batu Hajar Aswad tersebut diletakkan di sisi luar Ka’bah sehingga mudah bagi orang untuk menciumnya. Adapun mencium Hajar Aswad merupakan sunah Nabi Muhammad SAW. Karena beliau selalu menciumnya setiap saat berthawaf. Dan sunah ini diikuti para sahabat beliau, hingga para Tabi’in dan dilanjutkan oleh kaum muslimin.
                Hajar Aswad merupakan area sempit dan tempat permulaan thawaf. Sebelum thawaf kiata harus memberi salam kepada Hajar Aswad tsb. Disunnahkan mengusap atau menciumnya, kalau tidak bisa, kita cukup melambaikan tangan saja kepada Hajar Aswad.
                Seakarang, kenapa Hajar Aswad itu dibesar-besarkan dan dicium sedangkan ia hanya sebuah batu? Nah sekarang kita perhatikan cerita di bawah ini.  Dengar baik-baik yaa anak-anak.. hehe
                Pertanyaan diatas sebetulnya sudah dilontarkan oleh Amirul mu’minin, Sayyidina Umar bin Khattab disaat mencium Hajar Aswad. Beliau berkata kepadanya:
“ Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau adalah baatu yang tidak mendatangkan bahaya dan tidak dapat memberi manfaat, kalaulah bukan karena aku pernah melihat Rasulullah SAW menciummu niscaya aku tidak akan menciummu”(HR.Al-Imam Bukhari dan Muslim) (shahih)
                Memuliakan Hajar Aswad bukanlah adat masyarakat Jahiliyyah. Hajar Aswad berada ribuan tahun sebelum orang-orang Jahiliyyah menduduki Kota Makkah. Hajar Aswad berada disudut Ka’bah, seumur dengan umur Ka’bah itu sendiri. Disaat Nabi Ibrahim membangun Ka’bah, tinggal satu bagian yang belum terpasang yaitu Hajar Aswad. Lalu Nabi Ismail pergi mencari sesuatu.
                Nabi Ibrahim berkata: Wahai putraku Ismail, carilah sebuah batu seperti yang aku perintahkan.” Lalu Nabi Ismail pergi mencarinya dan tidak mendapatkannya. Beliau kemudian kembali ke Ka’bah dan melihat di tempat tersebut telah terpasang Hajar Aswad. Maka Nabi Ismail bertanya kepada ayahnya: wahai ayahku, siapakah gerangan yang membawa batu ini kepadamu?”
                Nabi Ibrahim berkata:Yang membawanya kepadaku adalah Malaikat Jibril a.s. ia membawanya dari surga”
                Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, yang artinya:
sesungguhnya Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim adalah dua buah batu diantara bebatuan yaqut yang telah diambil dari surga, andaikan Allah tidak menghilangkan cahayanya niscaya sinarnyaakan menerangi antara belahan bumi timur dan barat”(HR.Al-Imam Ahmad) (shahih)
                Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, sudah sepantasnyalah bahwa kita haru mengikuti segala perintahnya tanpa pamrih. Apa yang dilakukan Nabi SAW maka lakukanlah, dan apa-apa yang dilarang oleh Nabi SAW jauhkanlah. Mencium atau mengusap Hajar Aswad saat thawaf adalah anjuran Nabi Muhammad SAW, karena beliau selalu menyentuhnya dengan tangannya yang lembut serta menciumnya dengan bibirnya yang mulia.
                Jelasnya, ada beberapa ibadah yang kita tidak perlu mencari-cari apa hikmahnya dari ibadah itu. Karena disitu tersimpan rahasia Allah SWT yang tidak bisa diketahui hambaNya. Maka apa yang diperintahkan Allah SWT lewat Baginda Nabi Muhammad SAW, maka lakukanlah dengan baik dan apa yang dilarangnya jauhkanlah sejauh-jauhnya.
                Semoga Allah memberikan kepada kita jalan yang lurus dan memudahkan kita bisa sampai ke tempat yang mulia Makkah Al-Mukarramah, agar kita bisa menyentuh dan mencium Hajar Aswad sebagaimana Rasulullah SAW menyentuhnya dengan tangan lembutnya dan menciumnya dengan bibirnya yang mulia.Amin...

Rabu, 22 Juni 2011

Tafakur Alam


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Gak kerasa nih, sebentar lagi liburan.. nah, bagi temen temen yang bingung mau ngabisin liburan dimana, ROHIS punya acara menarik nih, namanya TAFAKUR ALAM.. diadain tanggal 28 - 30 Juni 2011 :D

tenang aja, tempat nya seru kok, soal nya di Cigamea, Bogor. pasti jadi lebih fresh disana.

oke, daripada pikir panjang. buruan deh daftar! bisa lewat BLOG ini, bila lewat facebook, atau bisa juga langsung dateng ke panitia Tafakur Alam (stand nya di depan masjid).

technical meeting nya hari Jumat 24 Juni 201. dari jam 08.00 - 10.00.

biayanya murah kok cuma 40.000 /orang. atau kalo berdua dapet diskon kok, cuma bayar 70.000 /2orang :D

oke tunggu apa lagi? buruan dong daftar :D

Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Jumat, 22 April 2011

Kapan Sih Kita Boleh Menjama' Sholat

Pengertian Menjamak Sholat



Jadi begitu agan mas bro n sista,Loh??! Emang sudah di jelasin ya?? Maap-maap itu kesalahan penulis sepenuhnya,hhee. Oke,Kita serius,jadi gini agan-agan (pake bahasa yang lagi booming aja ya??boleh dong ikutan gaul selama masih sesuai syariat ?:D )lanjut,sebelum kita masuk ke materi intinya,kita harus ngerti dulu nih pengertianya,di baca dulu dah pengertianya,ane tungguin sampe selese,Oke sis n mas bro?? Cekidot . . .
Menjamak adalah menggabungkan salah satu diantara dua sholat dengan sholat yang lainnya. Pengertian ini sudah mencakup jamak taqdim maupun jamak ta’khir. Pada pernyataan ‘menggabungkan salah satu sholat dengan sholat yang lainnya’ yang dimaksud dengan pengertian ini adalah sholat yang boleh digabungkan/dijamak antara keduanya, maka tidaklah termasuk dalam pengertian ini misalnya menggabungkan antara sholat ‘ashar dengan sholat maghrib; (itu tidak boleh dikerjakan-) karena jenis sholat maghrib berbeda dengan jenis sholat ‘ashar, sholat ‘ashar termasuk sholat nahariyah (yang dikerjakan di waktu siang) sedangkan sholat maghrib termasuk jenis sholat lailiyah (yang dikerjakan di waktu malam). Begitu pula tidak termasuk dalam pengertian ini menggabungkan antara sholat ‘Isyak dengan sholat Fajar (shubuh-), karena waktu keduanya terpisah satu sama lain (Syarhul Mumti’ jilid 4 halaman 547.)
Gimana agan-agan udah pada ngerti?? Kalo udah kita lanjut ke Hukumnya nih,di baca again yah,masih di tungguin koq ^_^. (sambil ngeTeh n makan Cemilan)

Hukum Menjamak Sholat

Di antara beberapa perbedaan pendapat yang ada maka pendapat yang benar adalah bahwasanya hukum menjamak sholat adalah Sunnah apabila memang terdapat sebab yang membolehkannya. Hal ini disebabkan 2 alasan:
 
1. Pertama, menjamak adalah termasuk keringanan (rukshsoh) yang dikaruniakan oleh Alloh ‘Azza wa Jalla, sedangkan Alloh Ta’ala senang apabila rukhshohnya dikerjakan.

2. Kedua, karena dalam perbuatan ini (menjamak-) terkandung sikap meneladani Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, beliau pun melakukan jamak ketika ada sebab yang membolehkan untuk itu.
Dan bahkan sangat mungkin perkara ini termasuk dalam keumuman sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat sholat yang kulakukan.” (HR. Bukhori)
Sekarang sedikit banyak udah ngerti dong apa itu menjama’ sholat n Hukum yg menyertainya??
Kalo begitu kita lanjut ke materi yg membahas hal-hal yang membolehkan kita menjama’ sholat. Banyak hal atau kondisi yang menyebabkan kita boleh menjama’ sholat kita,diantaranya seperti yang di jelaskan di bawah ini.
Ayo agan,jangan males untuk membacanya,emang agak panjang sih. Tapi masih di tungguin koq,gak d tinggalin. Sueerrr dh,banyak manfaatnya,InsyaAllah SWT ^^.. gak pake banyak omong lagi,eh salah, tulisan maksudnya,silahken di baca,tafadol … :p
(ane nunggu disini aja ya??)

Hal-hal Yang Membolehkan Jama’

1. Sebab Safar
Menjama’ shalat dibolehkan bila seseorang berada dalam keadaan safar (perjalanan).
Adapun batas jarak orang dikatakan musafir terdapat perbedaan di kalangan para ulama. Bahkan Ibnu Munzir mengatakan ada dua puluh pendapat. Yang paling kuat adalah tidak ada batasan jarak, selama mereka dinamakan musafir menurut kebiasaan maka ia boleh menjama’ dan mengqashar shalatnya. Karena kalau ada ketentuan jarak yang pasti, Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mesti menjelaskannya kepada kita, (AlMuhalla, 21/5). Namun Begitu jika perjalanan yang dilakukan adalah perjalanan rutin setiap hari, maka tidak di benarkan seseorang menjama' sholatnya.

2. Sebab Hujan
Kita juga menemukan dalil-dalil yang terkait dengan hujan. Di mana turunnya hujan ternyatamembolehkan dijama’nya Mahgrib dan Isya’ di waktu Isya, namun tidak untuk jama’ antara Zhuhur dan Ashar. Dengan dalil
Sesungguhnya merupakan sunnah bila hari hujan untuk menjama’ antara shalat Maghrib dengan Isya’ (HR Atsram).
Dari Ibnu Abbas RA. Bahwa Rasulullah SAW shalat di Madinah tujuh atau delapan; Zuhur, Ashar, Maghrib dan Isya`”. Ayyub berkata, ”Barangkali pada malam turun hujan?”. Jabir berkata, ”Mungkin”. (HR Bukhari 543 dan Muslim 705).
Dari Nafi` maula Ibnu Umar berkata, ”Abdullah bin Umar bila para umaro menjama` antara maghrib dan isya` karena hujan, beliau ikut menjama` bersama mereka”. (HR Ibnu Abi Syaibah dengan sanad Shahih).
Hal seperti juga dilakukan oleh para salafus shalih seperti Umar bin Abdul Aziz, Said bin Al-Musayyab, Urwah bin az-Zubair, Abu Bakar bin Abdurrahman dan para masyaikh lainnya di masa itu. Demikian dituliskan oleh Imam Malik dalam Al-Muwattha` jilid 3 halaman 40.
Selain itu ada juga hadits yang menerangkan bahwa hujan adalah salah satu sebab dibolehkannya jama` qashar.
Dari Ibnu Abbas ra. Bahwa Rasulullah SAW menjama` zhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya` di Madinah meski tidak dalam keadaan takut maupun hujan.” (HR Muslim 705).

3. Sebab Sakit
Keadaan sakit menurut Imam Ahmad bisa membolehkan seseorang menjama’ shalat. Dalilnya adalah hadits nabawi:
Bahwa Rasulullah SAW menjama’ shalat bukan karena takut juga bukan karena hujan.

4. Sebab Haji
Para jamaah haji disyariatkan untuk menjama` dan mengqashar shalat zhuhur dan Ashar ketika berga di Arafah dan di Muzdalifah.Dalilnya adalah hadits berikut ini:
Dari Abi Ayyub al-Anshari ra. Bahwa Rasulullah SAW menjama` Maghrib dan Isya` di Muzdalifah pada haji wada`. (HR Bukhari 1674).

5. Sebab Keperluan Mendesak
Bila seseorang terjebak dengan kondisi di mana dia tidak punya alternatif lain selain menjama`, maka sebagian ulama membolehkannya. Namun hal itu tidak boleh dilakukan sebagai kebiasaan atau rutinitas.
Dalil yang digunakan adalah dalil umum seperti yang sudah disebutkan di atas. Allah SWT berfirman:
“Allah tidak menjadikan dalam agama ini kesulitan”. (QS. Al-Hajj: 78)
Dari Ibnu Abbas ra, “beliau tidak ingin memberatkan ummatnya”.(HR Muslim 705).
Dari Ibnu Abbas ra. Bahwa Rasulullah SAW menjama` zhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya` di Madinah meski tidak dalam keadaan takut maupun hujan.”

Bagaimana dengan Menjama’ Shalat Karena Macet ??

Kita yang hidup di tengah belantara metropolitan ini seringkali disulitkan dengan urusan macet, khususnya masalah waktu shalat maghrib. Sedangkan shalat Dzhur, Ashar, Isya dan Shubuh relatif tidak terlalu berpengaruh karena waktunya leluasa.

Yang paling mengkhawatirkan adalah shalat Maghrib yang waktunya sangat singkat. Padahal jam-jam seperti itu adalah jam macet di mana-mana. Sehingga banyak orang yang berpikiran bahwa macet itu ‘boleh’ dijadikan alasan untuk menjama’ shalat.

Tetapi apa dalilnya? Bisakah dalil darurat dijadikan alasan? Dan seberapakah nilaidarurat sebuah kemacetan itu sehingga boleh menggeser waktu shalat? Adakah dalil yang shahih dan sharih dari Rasulllah SAW yang membolehkan jama lantaran macet?

Jawabannya tentu tidak ada. Tidak ada hadits yang bunyinya bila kalian kena macet, maka silahkan menjama’ shalat.

Lalu apakah kondisi macet sesuai dengan salah satu penyebab di atas? Misalnya dengan urusan safar, hujan, sakit, haji atau keperluan mendesak?

Kalau dikaitkan dengan safat, maka macet yang sering kita alami tidak memenuhi syarat, karena dari segi jarak tidak memenuhi standar minimal. Kalau dikaitkan dengan keperluan mendesak, di sana ada syarat bahwa hal itu tidak boleh terjadi tiap hari. Dan yang namanya darurat itu tidak boleh terjadi sepanjang waktu.
Bukankah kita masih bisa turun dari bus atau mobil untuk shalat di mana pun? Bukankah shalat itu tidak harus di dalam sebuah masjid atau musholla? Bukankah kalau tidak ada air kita masih diperbolehkan bertayamum? Bukankah air tersedia di mana-mana, bahkan para penjual air minum kemasan pun berkeliaran saat macet?
Maka kaidah fiqhiyah yang anda sampaikan itu masih ada pasangannya, yaitu:

Sesuatu yang dharurat itu diukur berdasarkan kadarnya

Pegel juga nungguin agan baca,Tapi Gak apa-apa. Akhirnya kita tiba di ujung materi,Alhamdulillah. Semoga apa yang kita baca hari ini,tentang materi ini menambah pengetahuan agama kita,aamiin.
Kalau materi ini bagus tolong di rate ya gan,sis. Yang ijo-ijo uga boleh kalo ada lempar aja ke kulkas TS.
Owh ya,Utamanya sih Sedekahnya :) . Oke,sekian dari penulis,mohon maap jika masih banyak kekurangan disana-sini,syukron buat yg udah baca. Akhir kata jazakallah.

Sabtu, 02 April 2011

4 Tips Shalat Khusyu - (Sah-kah Shalat Kita?)


SAUDARA SEMUA MERASA PIKIRAN MELAYANG KEMANA-MANA SAAT SHALAT??? Belum merasa puas atas shalat yang kita lakukan? Tidak perlu banyak TIPS untuk menggapai shalat yang lebih khusyu, saudara boleh coba 4 TIPS SHALAT KHUSYU berdasar Qur'an & Hadits ini.

السلام عليكم . بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
الحمد لله رب العا لمين. الصلاة و السلام على رسو ل الله.اما بعد

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah saw, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, orang-orang yang khusyuk dalam salatnya”.
(QS.23 Mu’minuun: 1-2)

Setelah Allah menyebutkan sebagian sifat-sifat mereka, kamudian Dia menyebtukan balasan mereka:

Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, yakni yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. QS. 23 Mu’minuun: 9-10

Ibnul Qoyyim rahimhullah berkata: Manusia di dalam masalah shalat terbagi menjadi beberapa tingkatan:

Pertama:
Tingkatan orang yang zalim terhadap dirinya sendiri dan lalai dengan shalatnya. Dialah orang yang shalat dengan wudhu’ yang tidak sempurna, shalat tidak pada waktunya, batas-batasnya dan tidak menyempurnakan rukun-rukunnya.

Kedua:
Orang yang semata-mata menjaga waktu, batas-batas shalat dan rukun-rukunnya yang lahiriyah dan menjaga waudhu’. Namun dia tidak berusaha melawan bisikan-bisikan maka dia terhanyut dalam bisikanbisikan dan pikiran-pikirannya di dalam shalat.

Ketiga:
Barangsiapa yang menjaga batas-batas shalat dan rukun-rukunnya, dan bersungguh-sungguh mengarahkannya jiwanya dalam melawan bisikan-bisikan dan fikiran-fikiran yang menggoda di dalam shalatnya, maka dengan hal tersebut sesungguhnya dia telah menyibukkan dirinya dalam menghadapi musuhnya agar musuhnya itu tidak mencuri shalatnya, maka dengan seperti ini dia berada dalam sholat dan jihad.

Keempat:
Orang yang apabila bangkit menunaikan shalat maka dia menyempurnakan hak-hak, rukun-rukun dan aturan-atauran shalat, hatinya dikerahkan untuk menjaga tuntutan-tuntutan shalat, agar dia tidak menyia-nyiakan sedikitpun dari ibadah shalatnya.
Bahkan, seluruh potensi dan semangatanya tercurah untuk menyempurnakan penegakan shalat sebagaimana mestinya, maka dengan ini sungguh hatinya telah terarah pada perkara shalat dan ubudiyahnya kepada Allah swt.


Kelima:
Orang yang bangkit menegakkan shalat dengan cara seperti di atas, bersamaan dengan itu dia hatinya tertumpah di hadapan Allah Azza Wa Jalla, dia melihat Allah dan menyadari akan pengawasan Allah, hatinya cinta kepadaNya dan mengagungkanNya sekan dia melihat Allah.

Semua bisikan dan lintasan-lintasan pikiran telah terhapus, telah terangkat dinding antara dirinya dan TuhanNya, maka orang yang seperti ini di dalam perkara shalat lebih utama dan lebih agung dari pada jarak yang memisahkan langit dan bumi, orang yang seperti ini sedang sibuk dengan bermunajat kepada Tuhannya swt di dalam shalatnya.


Mari kita koreksi diri, termasuk golongan manakah kita? Tidak kah kita ingin memperbaikinya?

Makna khusyu’ adalah ketundukan, kelembutan dan ketenangan hati. Dan apabila hati merasakan kekhusyu’an tersebut maka anggota badanpun mengikutinya. Sebab angaota badan ini mengikuti perintah hati.

Dari Nu’man bin Basyir ra bahwa Nabi saw bersabda: Ketahuilah sesungguhnya di dalam badan ini terdapat segumpal daging yang apabila dia baik maka baiklah seluruh jasad dan apabila rusak maka rusaklah seluruh bagaian jasad, ketahuilah bahwa itulah hati”. (Shahih Bukhari: 1/234 nno: 52 dan shahih Muslim: 3/1220 no: 1599).

Oleh karena itulah Nabi saw berkata di dalam shalat beliau: Pendengaran, pengelihatan, otak, tulang dan uratku khusyu’ kepadaku”. (Bagian dari hadits di dalam shahih Muslim: 1/53 no: 771).

Apabila seseorang yang menjalankan shalat memasuki mesjid maka mulailah bisikan-bisikan, pikiran-pikiran dan kesibukan dengna perkara dunia merasuki akal fikrannya dan dia tidak menyadari dirinya dalam beribadah kecuali setelah imam selesai dengan shalatnya.

Maka pada saat itulah dia merugi dengan shalatnya yang tidak dikerjakan secara khusyu’ dan tidak pula merasakan manisnya beribadah, dia hanya gerakan-gerakan yang komat-kamit mulut sama seperti jasad yang hampa dari ruh.



Ibnul Qoyyim raohimahullah berkata: Shalat tanpa kekhusyu’an dan kehadiran hati sama dengan jasad yang mati tanpa ruh, apakah seorang hamba tidak malu jika dia menghadiahkan kepada orang lain sosok tubuh yang telah membangkaia atau seorang budak wanita yang telah mati?

Aku tidak mengira bahwa hadiah ini akan memberikan nilai penghargaan bagi hamba dari orang yang ditujunya baik raja atau gubernur atau yang setingkat dengannya. Seperti inilah shalat yang hampa dari rasa khusyu’ dan kehadiran hati serta semangat pengbadian kepada Allah.

Sama seperti hamba atau budak wanita yang mati yang akan dipersembahkan kepada raja, maka Allah pasti tidak menerimanya sekalipun perbuatan itu menggugurkan kewajiban hukum duniwai, dan Allah tidak akan memberikan pahala dengannya, sebab sesungguhnya seorang hamba tidak akan mendapatkan pahala dari shalatnya kecuali ibadah yang dikerjakan secara khusyu’. (Al-Wabilus Shayyib minal kalimit tahayyib: halaman: 11).

Sesungguhnya dua orang lelaki berada dalam suatu shalat namun keduanya berada dalam perbedaan yang sangat jauh sama seperti jauhnya langit dan bumi”. (HR. Muslim)

Dari Ammar bin Yasir ra bahwa Nabi saw bersabda: bahwa sungguh seseorang selesai menunaikan shalatnya namun dia tidak mendapatkan pahala dari shalatnya itu kecuali sepersepuluhnya, atau sepersembilannya, atau seperdelapannya, atau sepertujuhnya, atau seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, setengahnya”. (Sunan Abi Dawud: 1/211 no: 796)

Kekhusyu’an dalam shalat akan terjadi pada orang yang mengkhususkan hatinya untuk shalat tersebut, hatinya tertuju kepadanya bukan kepada yang lain dia lebih mengutamakannya atas urusan yang lain, pada saat seperti itulah shalat menajdi penyejuk mata. Dari Anas ra bahwa Nabi saw bersabda bahwa ketentraman ada pada shalat”. (Sunan Al-Nasa’i: 7/61 no: 3939)

Bahkan jika Nabi saw ditimpa kesusahan oleh sautu perkara maka beliau mendirikan shalat dan beliau saw bersabda: Bangkitlah wahai Bilal dan tenangkanlah kita dengan shalat”. (Sunan Abu Dawud: 4/297 no: 4986)

Sebagai seorang yang mengaku muslim, tidak lengkap rasanya jika kita lalui dengan shalat yang kurang khusyu.

Ada banyak orang menjelaskan berbagai cara untuk mencapai shalat khusyuk, tapi saran kami, tak perlu banyak tips untuk mencapai shalat yang lebih khusyu. Tak perlu berlembar-lembar atau habiskan uang dan waktu untuk membeli buku shalat khusyu & mempelajarinya. Khusyu itu mudah, cukup coba 4 Tips dari kami.

Mari kita tanya pada Qur'an, bagaimana nak lakukan shalat yang lebih khusyu.
QS. 47 Muhammad:24 Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ataukah hati mereka terkunci?

4 Tips ini baik dicoba untuk mencapai shalat yang lebih khusyu:

1. Jangan pernah berfikir jika kita masih bisa hidup setelah shalat.

Kita harus yakin jika shalat ni ialah sebagai shalat terakhir kita dimuka bumi ni, sering kita dengar si fulan meninggal seusai shalat, si fulan meninggal setelah adzan, imam fulan meninggal saat sujud dan lainnya. Si fulan meninggal saat tengah judi, maksiat dan lainnya.

Mungkin ini ialah shalat terahir di dunia, setelah itu, kita harus relakan suami / istri kita seorang diri, anak kita menjadi yatim piatu, mungkin nanti malam ialah malam pertama dalam liang kubur, semua harta yang kita kumpulkan tak akan kita bawa, & menjadi hak saudara kita, wajah elok & cantik yang kita banggakan dalam sekejap akan berubah busuk.

Dari Abi Ayyub ra bahwa Nabi saw bersabda: Apabila engkau mendirikan shalat maka maka shalatlah seperti shalatnya orang yang akan berpisah”. (Musnad Imam Ahmad: 5/412)

“Orang yang akan Berpisah” yang dimaksud disini ialah seperti halnya orang yang akan berpisah nyawa & raganya, akan berpisah dengan semua anak istri, harta, tahta, segala dunia berganti dengan malam pertama di liang kubur yang gelap, sunyi, sepi, dingin, sendiri, tiada teman disisi.

Tidaklah seorang muslim yang di datangi oleh shalat yang wajib, kemudian dia baik dalam melaksanakan wudhu’, menhadirkan kekhusyu’an dan ruku’ maka dia akan menjadi penghapus bagi dosa-dosa yang telah dikerjakan sebelumnya, selama dia tidak pernah berbuat dosa-dosa besar dan hal itu terjadi selama sepanjang masa”. (Shahih Muslim: 1/206 no: 228)

Dan Nabi saw adalah orang yang paling banyak khusyu’nya di dalam shalat. Abdullah bin Al-Syikkhir berkata: Aku melihat Nabi saw mendirikan shalat dan di dalam dada beliau terdengar isak tangis seperti suara gesekan penggiling tepung karena menangis”. Sunan Abu Dawud: 1/238 no: 716

Dan Abu Bakr adalah seorang lelaki yang banyak menangis dikala shalat sehingga dia tidak bisa memperdengarkan suara bacaannya pada saat sholat mengimami orang. Dan Umar ra, pada saat dia mengimami orang dalam shalatnya dan membaca surat Yusuf maka isak tangisnya terdengar sampai pada akhir saf dan dia membaca: Qs. Yusuf:84. Shahih Bukhari: 1/236

Isham Yusuf bertanya:”Hai Hatim, apa yang dimaksud dengan menyempurnakan shalat?”.

Jawabnya: “Menjelang (sebelum) waktu tiba, sudah siap dengan wudlu sempurna, lalu berdiri tegak di tempat shalat sepenuh jiwa raganya, hingga terbayang seakan-akan Ka’bah didepan mata, dan makam (liang lahat) tepat didada, IQ mengetahui segala isi hati, kaki seakan berada diatas sirath, surga disisi kanan dan Neraka dikirinya, Malaikat Izrail (Izrail, Malaikat Maut ) tepat berada di tengkuk belakangnya, dan punya perasaan bahwa “Shalat ini shalat yang terakhir dilakukan olehnya.

Kemudian takbir dengan khusyu’, dan hening penuh dengan tafakkur (berfikir), saat membaca Al-Fatihah dan surat, lalu ruku dengan penuh tawadlu, dan sujud dengan tunduk merendah serta memohon, terus duduk dengan sesempurnanya, baca tahiyat (tasyahud) dengan penuh harapan dan takut, akhirnya salam menurut sunnatur rasul.

Semuanya diserahkan secara ikhlas kepada IQ, lalu berdiri (sesudah selesai shalat) dengan penuh rasa takut jika tidak diterima shalatnya, dan pula penuh harap diterimanya oleh IQ. Dan semua dipelihara dengan penuh rasa sabar.”

Tanya Isham:”sejak berapa lama anda lakukan shalat seperti yang diceritakan tadi?”. Jawabnya:”Sejak 30 tahun.” Akhirnya ia menangis dan berkata:”Aku sama sekali belum pernah melaksanakan shalat yang seperti anda jelaskan .”

Bagaimana kita dapat Shalat Khusyu sementara kita terlalu TAKABUR/ terlalu SOMBONG & yakin jika kita masih hidup beberapa waktu setelah shalat?


2. WAJIB tahu arti setiap bacaan shalat

Qs.4 An-Nisaa':43. Hai orang-orang yang beriman, JANGANLAH kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, SEHINGGA KAMU MENGERTI APA YANG KAMU UCAPKAN...

Jelas sekali ayat ini menekankan pada arti bacaan shalat, kita dapat melatihnya secara berlahan. Jangan sampai puluhan tahun kita hidup di dunia, hafal beratus-ratus lagu Eropa & Lagu Amerika lengkap dengan nada panjang pendek, intonasi serta artinya dan juga riwayat pembuatan lagu & riwayat hidup Artis penyanyinya tapi bacaan shalat saja tidak hafal.

MABUK dalam ayat ini boleh diartikan sebagai mabuk khamr, tapi juga mabuk dunia, mabuk harta, mabuk tahta, mabuk cinta pun termasuk pulak dalam hal yang mengganggu shalat sehingga kita lupa/silap/tak sadar bacaan shalat apa yang telah kita baca, bahkan selalu-nya kita lupa rakaat ke berapa.

Lebih baik membaca surat pendek yang kita tahu arti bacaan setiap kata-kata daripada membaca surat panjang yang kita tak tahu apa artinya. Ingat, untuk mencapai SHALAT KHUSYU dalam Ayat diatas IALAH FAHAM APA YANG KITA UCAPKAN.
Garis besarnya, dalam ayat ini terdapat 2 hal:

a. Jangan melamun, jangan mabuk, jangan mabuk harta, jangan mabuk cinta, jangan mabuk tahta, jangan mabuk dunia yang membuat kita tidak sadar & tidak tahu apa yang kita ucapkan

b. Arti bacaan shalat yang harus kita fahami untuk mencapai SHALAT KHUSYU
Faham arti bacaan shalat itu PENTING SANGAT HINGGA KITA TIDAK HANYA DITUNTUT HAFAL BACAAN SHALAT TAPI JUGA FAHAM ARTINYA AGAR LEBIH KHUSYUK & MENGHAYATI SHALAT

Jadi,,, maaf,,, untuk akhi, ukhti, kakak, adik yang masih belum faham arti bacaan iftitah, alfatihah, surah/ayat, ruku, i'tidal, sujud, duduk antara 2 sujud, tahiyat awal & akhir, maka WAJIB tahu & hafal maknanya. Lebih bagus jika kata demi kata.

Bagaimana mungkin kita dapat shalat Khusyu jika kita hanya seperti membaca “mantra” yang tidak tahu artinya?

3. Ucapkan dengan SUARA SEDANG/DI ANTARA KERAS & PELAN (((ini penting sekali)))

Qs. 17 Al-Israa':110 dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu".

SAUDARA SEMUA MERASA PIKIRAN MELAYANG KEMANA-MANA SAAT SHALAT??? INILAH PENANGKALNYA

Bila kita pelankan suara atau cuma di dalam hati saja, maka terkadang fikiran kita akan melayang tak tentu arah, tapi jika kita baca dengan suara lirih yang didengar oleh diri sendiri, maka ini akan lebih membantu konsentrasi pada bacaan shalat, arti & MENSUCIKAN JIWA. Karena ibadah itu semua ditujukan untuk MENSUCIKAN JIWA.

Shalat ialah Syariat, Hakikatnya ialah MENSUCIKAN JIWA, Ma'rifatnya ialah BERSYUKUR PADA PENCIPTA YANG TELAH MEMBERIKAN BANYAK KENIKMATAN YANG TAK TERHINGGA.

4. Tuma'maninah  
Meski Nampak sepele, tapi justru Tuma’maninah inilah termasuk penentu sah tidaknya sebuah shalat karena ia termasuk salah satu dari RUKUN SHALAT.

Tuma’maninah ini lah yang sering dilupakan oleh banyak orang. Perlahan, tidak terlalu cepat, dinikmati, dihayati, yakinkah kita jika 10 detik lagi masih hidup?

Tuma'maninah ini termasuk 1 dari 13 rukun shalat. Ingatlah bahwa dalam berbagai hadits shahih baik Muslim, Bukhari, Ahmad, dan lainnya, sering sekali menceritakan bahwa:

Rasulullah SAW menyuruh orang yang shalat agar mengulang kembali shalatnya, dan setelah diulang, tapi tetap saja Rasulullah Muhammad SAW menyuruhnya mengulang lagi shalatnya. Dan setelah diulang pun, tetap saja Rasulullah Muhammad SAW menyuruhnya mengulang lagi shalatnya.

Hal ini dikarenakan orang tersebut tidak tenang & tidak Tuma’maninah dalam shalatnya, tergesa-gesa, tidak menghayati, tidak memberikan sepenuh jiwa, hati & raga untuk menghadap Sang Khaliq. Ini pun menandakan bahwa shalat yang tidak Tuma’maninah itu TIDAK SAH! Dan Rasulullah Muhammad SAW memerintahkan agar mengulangi shalatnya hingga sampai berkali-kali.

Bagaimana dengan shalat kita selama ini??? Masihkah kita shalat dengan pikiran tertuju pada Harta, tahta, cinta & dunia??? Atau Shalat kilat express??? Saat imam belum sempurna sujud kita sudah bergerak menyamai imam?

Ingatlah bahwa Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan agar kita tidak bergerak sebelum imam betul-betul melakukan gerakan selanjutnya secara penuh. Sering kita perhatikan saat Imam baru setengah sujud, kita sudah mengikutinya, ini tidak benar.

Di antara kejahatan pencurian terbesar adalah pencurian dalam shalat. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :.

“Sejahat-jahat pencuri adalah orang yang mencuri dalam shalatnya, mereka bertanya : “ bagaimana ia mencuri dalam shalatnya? Beliau menjawab : (Ia) tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya [Hadits riwayat Imam Ahmad, 5 / 310 dan dalam Shahihul jami’ hadits no : 997]

Thuma’ninah adalah diam beberapa saat setelah tenangnya anggota-anggota badan. Para Ulama memberi batasan minimal dengan lama waktu yang diperlukan ketika membaca tasbih. Lihat fiqhus sunnah, sayyid sabiq : 1/ 124 (pent)

Meninggalkan  Thuma’ninah, tidak meluruskan dan mendiamkan punggung sesaat ketika ruku’ dan sujud, tidak tegak ketika bangkit dari ruku’ serta ketika duduk antara dua sujud, semuanya merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh sebagian besar kaum muslimin. Bahkan hampir bisa dikatakan, tak ada satu masjid pun kecuali di dalamnya terdapat orang-orang yang tidak thuma’ninah dalam shalatnya.

Thuma’ninah adalah rukun shalat, tanpa melakukannya shalat menjadi tidak sah. Ini sungguh persoalan yang sangat serius. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

“Tidak sah shalat seseorang, sehingga ia menegakkan (meluruskan) punggungnya ketika ruku’ dan sujud “ (HR. Abu Dawud : 1/ 533, dalam shahih jami’ hadits No :7224)

Tak diragukan lagi, ini suatu kemungkaran, pelakunya harus dicegah dan diperingatkan akan ancamannya.

Abu Abdillah Al Asy’ari berkata : “ (suatu ketika) Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam shalat bersama shahabatnya kemudian Beliau duduk bersama sekelompok dari mereka. Tiba-tiba seorang laki-laki masuk dan berdiri menunaikan shalat. Orang itu ruku’ lalu sujud dengan cara mematuk, maka Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam barsabda :

“Apakah kalian menyaksikan orang ini ? barang siapa meninggal dalam keadaan seperti ini (shalatnya) maka dia meninggal dalam keadaan di luar agama Muhammad. Ia mematuk dalam shalatnya sebagaiman burung gagak mematuk darah. Sesungguhnya perumpamaan orang yang shalat dan mematuk dalam sujudnya bagaikan orang lapar yang tidak makan kecuali sebutir atau dua butir kurma, bagaimana ia bisa merasa cukup (kenyang) dengannya. [Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah dalam kitab shahihnya : 1/ 332, lihat pula shifatus shalatin Nabi, Oleh Al Albani hal : 131]

Sujud dengan cara mematuk maksudnya : SUJUD DENGAN SANGAT CEPAT, SINGKAT, TIDAK KHUSYU, LAYAKNYA BURUNG MEMATUK MAKANAN HANYA DALAM 1-3 DETIK SAJA. LANGSUNG TERGESA-GESA BERGERAK KE GERAKAN SELANJUTNYA. SUJUD INI TIDAK ADA BERHENTI SAMA SEKALI SETELAH MEMBACA BACAAN SUJUD.

Yang benar ialah menyempurnakan syariat sujud berupa sujud dengan 7 anggota badan. Kemudian membaca bacaan sujud dengan tenang, dipahami makna & artinya, TUMAK'NINAH ATAU BERHENTI SEJENAK SEBELUM BERGERAK KE GERAKAN SELANJUTNYA. Dan jika ia melakukannya dengan khusyu, seluruh hati hadir ke hadirat ALLAH, maka tak jarang kita akan menitikkan air mata.

QS.19 Maryam:58 ... Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis .

Syariat sujud yang benar adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits Ibnu Abbas bahwasanya ia mendengar Nabi Shallallahu’alaihi wasallam besabda : “jika seseorang hamba sujud maka ia sujud denga tujuh anggota badan (nya), wajah, dua telapak tangan, dua lutut dan dua telapak kakinya”. [HR Jamaah, kecuali Bukhari, lihat fiqhus sunnah, sayyid sabiq : 1/ 124]

Zaid bin wahb berkata : Hudzaifah pernah melihat seorang laki-laki tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya, ia lalu berkata : kamu belum shalat, seandainya engkau mati (dengan membawa shalat seperti ini) niscaya engkau mati di luar fitrah (Islam )yang sesuai dengan fitrah diciptakannya Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam.

Orang yang tidak thuma’ninah dalam shalat, sedang ia mengetahui hukumnya, maka wajib baginya mengulangi shalatnya seketika dan bertaubat atas shalat-shalat yang dia lakukan tanpa thuma’ninah pada masa-masa lalu. Ia tidak wajib mengulangi shalat-shalatnya di masa lalu, berdasarkan hadits :

“Kembalilah, dan shalatlah, sesungguhnya engkau belum shalat."

Selain 4 tips itu, disarankan pula agar:
# Berdoa sebelum shalat, mohon lindungan ALLAH dari godaan syaithon
# Membunuh Egois & Sombong dalam diri
# Tiada daya & upaya melainkan milik Allah semata

Qs.6 Al-An'aam:42 ... supaya mereka memohon dengan tunduk merendahkan diri.

Hilangkan rasa sombong pada diri, jangan berfikir selain shalat, hilangkan apa yang telah dan akan kita lakukan. Bunuhlah semua yang berhubungan dengan aktivity di dunia, fokus hanya pada ALLAH & arti bacaan shalat. Menyadari dosa yang telah lalu
Lebihi bagus jika Dzuhur, Ashar & Isya' berdzikir pendek. Lalu Shalat Fajar & Maghrib berdzikir panjang.

Hendaklah seorang muslim mempersiapkan dirinya untuk shalat, jangan sampai dia shalat dalam keadaan menahan sakit perut atau menahan buang air kecil atau shalat di hadapan makanan yang terhidang.

Nabi saw bersabda: Tidak boleh shalat di hadapan makanan dan tidak pula boleh shalat saat dia menahan dua hal yang buruk (menahan buang air kecil dan buang air besar)”. Shahih Muslim: 1/393 no: 560

Dan hendaklah pula dia menghilangkan segala sesuatu yang bisa menyebabkan dirinya lalai dari shalatnya seperti hiasan-hiasan, gambar gambar dan yang sepertinya. Dari Aisayh ra berkata: Rasulullah saw shalat mengenakan pakian jenis khomishah yang memiliki garis-garis lalu saat shalat beliau melirik kepada garis-garis yang ada padanya maka Nabi saw bersabda: Kembalikanlah kain khomisah ini kepada Abi Jahm bin Hudzaifah dan berikanlah kepadaku kain jenis anbijani sesungguhnya dia tadi telah melalaikanku dalam sholatku”. (Shahih Bukhari: 1/141 no: 373 dan shahih Muslim: 1/391 no: 556)

Apa salah 1 tanda shalat diterima?
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji & mungkar.Qs. 29 Al-'Ankabuut: 45

Jika kita sudah paham arti bacaan shalat, dibaca dengan Tuma'maninah, meyakini bahwa kita dapat mati setiap saat & segala perbuatan akan dibalas, meresap di hati, MENSUCIKAN JIWA KITA... maka insya Allah Shalat kita dapat mencegah kita dari perbuatan keji & mungkar.

Amiin...


dikutip dari : http://islamterbuktibenar.net/?pg=articles&article=11176

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by NewWpThemes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Themes | New Blogger Themes